Pendukung Gus Fawait Beber Fakta Insentif Guru Ngaji: “Siapa Yang Dzolim?”

Jember, Pak JITU.com – Kustiono Musri, salah satu pendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati Jember nomor urut 02 Muhammad Fawait SE. Msc. (Gus Fawait) – Djoko Susanto menjadi tertuduh tertundanya pemberian insentif Guru Ngaji di Jember.

 

Ia disebut-sebut telah mempengaruhi Sekda (Sekretaris Daerah) Pemerintah Kabupaten Jember Hadi Sasmito, sehingga menunda pemberian Bantuan Sosial (Bansos), seperti Hibah, Beasiswa dan Insentif Guru Ngaji.

 

Tudingan itu menyusul surat yang ia kirim kepada Pjs. Imam Hidayat, yang selain memberi ucapan selamat juga meminta penundaan pencairan Bansos hingga pasca Pilkada digelar, dengan alasan kekhawatiran pencairan Bansos itu dijadikan alat politik yang dapat menguntungkan salah satu calon.

 

Dikonfirmasi Pak JITU.com Kustiono menyebut tudingan itu sebagai playing victim (fakta terbalik), menurutnya yang menunda-nunda Bansos yang diantaranya adalah insentif Guru Ngaji itu justru adalah Hendy Siswanto ketika menjabat waktu itu.

 

“APBD 2024 itu di dok DPRD Jember pada November 2023. Jauh sebelum momen Pilkada. Lalu, mengapa dengan anggaran yang ada, bat-pejabat itu tidak segera meRealisasikan sejak awal tahun 2024?,” jelasnya melalui sambungan telepon, Kamis petang (24/10).

BACA JUGA :   Kader Posyandu Desa Tugusari Isi Hari Ibu Dengan Berbagai Perlombaan

 

“Uangnya sudah ada, administrasinya sudah rapi harusnya sudah bisa dicairkan sekitar bulan Maret atau April (tahun 2024), kenapa kok tidak dicairkan? kenapa harus nunggu November yang bersamaan dengan pilkada?,” imbuhnya bertanya.

 

Pria yang akrab disapa Cak Kus itu menyebut tentang penundaan pencairan Insentif Guru Ngaji oleh Hendy Siswanto saat menjabat waktu itu terekam dengan baik, “Ada beritanya, ada rekam jejak digitalnya, meski berita onlinenya sudah ditakedown,” jelas Cak Kus seraya mengirimkan screenshot berita online dan kliping foto Surat Kabar.

 

“Coba sampean (anda ;red) baca itu, jelas Bupati Hendy disitu ditulis Hendy sengaja mengalihkan dana insentif guru ngaji itu untuk infrastruktur. Siapa sebenarnya yang dzolim kalau begitu?” tanyanya.

 

“Disitu bahkan ditulis besar kalau insentif guru ngaji tahun 2024 naik 2 kali lipat per orang 3 juta loh, bukan satu setengah juta lagi, titeni wes carpak gak iku? (Lihat saja bohong apa tidak itu?), dan disitu ditulis akan dicairkan Mei atau Juni, ayo siapa yang dzolim kalau gitu?” sergahnya.

BACA JUGA :   Polres Jember Dukung Program PIN Polio Melalui Bhabinkamtibmas Setempat

 

Ditanya soal harapannya dengan masifnya isu bansos itu, Kustiono meminta agar bersaing dengan sehat, “Jangan memutar balikkan fakta, tuduh orang dzolim padahal sendirinya yang dzolim kepada Guru Ngaji, dan masyarakat harap cerdas jangan mudah termakan pemelintiran isu, sekarang jaman digital cari tahu dulu informasi yang sebenarnya seperti apa?” pungkasnya. (Yunus)

Komentar Facebook

Berita Lainnya:

BACA JUGA :   Krisis Air Bersih Polres Jember Salurkan Bantuan

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan