Gus Firjaun Angkat Suara Soal Polemik Insentif Guru Ngaji

Jember, Pak JITU.com – Polemik pencairan Insentif Guru Ngaji Di Kabupaten Jember masih berlanjut, beberapa guru ngaji menyayangkan keputusan Sekda Hadi Sasmito beberapa pekan lalu menunda pencairan Bantuan Sosial dengan alasan demi menjaga netralitas ASN.

 

Abdul Jalil salah satu guru Ngaji Di Bangsalsari menyayangkan kabar yang beredar, ia dan Guru Ngaji yang lain merasa menjadi korban politik Pilkada.

 

“Siapapun Bupatinya insentif Guru Ngaji itu sudah ada sejak dulu, hubungannya apa kok karena Pilkada jadi ditunda?,” ucapnya saat dimintai tanggapan soal penundaan bansos oleh Sekda itu.

 

“Apanya yang politisasi, wong itu memang sudah waktunya dicairkan, kecuali kalau sengaja dimajukan atau dimundurkan baru bisa disebut politisasi,” imbuhnya penuh tanya.

 

Nada kecewa juga disampaikan Siti Rohani, Guru Ngaji di Desa Rambipuji, “Saya menunggu, dan kecewa kalau dikaitkan Pilkada, karena itu sudah milik atau hak guru ngaji. Kalau digunakan yang tidak benar kan tidak bisa,” keluhnya kepada awak media.

 

“Saran saya, dari Pemkab sendiri kalau bisa harus dicairkan dan digunakan untuk yang berhak, dan jangan digunakan dengan cara yang lain,” harapnya.

BACA JUGA :   Sterilisasi APK Oleh Bawaslu Jember Masih Berlangsung

 

Peduli Guru Ngaji Jember, Calon Wakil Bupati Jember dari Petahana KH. Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) pun angkat suara. Pasangan H. Hendy Siswanto itu menyebut akan segera menyelesaikan permasalahan pencairan seluruh bantuan kemasyarakatan, baik bansos, hibah dan juga insentif guru ngaji, pasca ia aktif kembali menjabat pasca cuti pencalonan.

 

“Kami sudah meminta OPD terkait agar segera mencairkan insentif guru ngaji yang memang sudah siap dan memenuhi syarat secara administrasi. Bahkan sebelum saya cuti, saya turun langsung ke bawah mengecek kesiapan di lapangan. Namun, ketika saya cuti, insentif itu belum juga dicairkan,” ujar Gus Firjaun, Rabu (23/23/10).

 

“Namun karena ada persepsi-persepsi politik lalu mereka meminta agar distop dimasa Pilkada. Seharusnya kalau mindsetnya itu negarawan, melakukan segala sesuatu berdasarkan hati nurani. Karena itu kami berharap kebutuhan masyarakat kurang mampu utamanya, agar segera dicairkan dengan catatan sudah selesai administrasinya. Bagi mereka uang 100 ribu maupun 200 ribu itu sangat berarti,” imbuh Calon Wakil Bupati berjargon Wes Wayahe Lanjutkan itu.

 

Sebagai tambahan informasi masa cuti kampanye Hendy Siswanto dan Gus Firjaun dari 25 September hingga 23 November 2024, keduanya akan aktif kembali sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jember mulai 24 November mendatang.

BACA JUGA :   Warga Patemon Komplain Jalan Rusak - Kades Sudah Usulkan

 

Hendy Siswanto Centre (HSC) mengklaim selama menjabat Bupati Jember pasangan Hendy – Firjaun telah menggelontorkan dana sebesar 61 Miliar Rupiah, selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2021 hingga tahun 2023, dengan total 40.710 orang Guru Ngaji sebagai penerima insentif.

 

Jauh sebelumnya, pertengahan Juni 2024 Drs. H. Achmad Mushoddaq, M.Hi, M.Si. selaku Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Jember, kepada awak media pernah menyampaikan bahwa pemberian insentif guru ngaji sedang berproses. Ia menyebut perpindahan Bank dari BRI ke Bank Jatim menjadi salah satu kendala belum cairnya insentif tersebut.

 

“Sekarang masih kami proses. Ada pergantian Bank, BRI sudah habis masa (kerjasamanya). Sesuai arahan pimpinan, kami alihkan ke Bank Jatim,” kata Musoddaq waktu itu. (Yunus)

Komentar Facebook

Berita Lainnya:

BACA JUGA :   Mantan Aktivis HMI Minta Bawaslu Jember Tegas Atau Mundur

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan