Gus Fawait Menjawab Fitnah Pada LSN & Slogan Ojo Lali Moco Sholawat

Jember, Pak JITU.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Gerindra, Muhammad Fawait SE. M.Sc., atau yang akrab disapa Gus Fawait menjawab fitnah “Ojo Lali Moco Sholawat”, yang menjadi slogan perjuangannya bersama LSN (Laskar Sholawat Nusantara).

Gus Fawait saat sedang menyampaikan materi pada jamaah, foto: Lsn Official

Kepada Pak JITU.com Selasa (19/12/23). Gus Fawait menegaskan “Ojo Lali Moco Sholawat” itu bagian dari jalan dakwahnya melalui jalur pemerintah, layaknya sang raja dangdut H. Rhoma Irama dengan Nada & Dakwahnya.

 

“Memang ada yang bilang ‘Kok sholawat dibawa-bawa ke politik?’, pasti (orang yang ngomong ;red) ini terafiliasi dengan partai lain,” kisah Presiden Laskar Sholawat Nusantara itu, pasca gelaran Apel Sholawat Kebangsaan di wilayah Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Jember.

Sesi foto bersama yang biasa dilakukan Gus Fawait diakhir acara. foto : Lsn Official

“Laskar Sholawat ini dirancang untuk syiar sholawat lewat jalur pemerintah, bukan majelis sholawat,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut Gus Fawait mengatakan kegiatan Apel Sholawat itu adalah kegiatan yang dia adakan dengan LSN, “Kami ini ada kegiatan, kegiatan kami sendiri, daripada diisi dengan yang lain-lain lebih baik diisi dengan shalawatan, ini yang disebut berdakwah lewat pemerintah,” bebernya.

foto bersama emak-emak non muslim di jember dalam Apel Kebangsaan. foto: Lsn Official

Ia juga menjelaskan bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah itu lahir dari proses politik, yang menurutnya santri juga harus berperan aktif dalam proses politik, dan ikut ambil bagian dalam kontestasi agar juga dapat menentukan kebijakan yang baik untuk umat, bangsa dan negara.

BACA JUGA :   Waketum Partai Nasdem David Seto, Tanggapi Kisruh Dugaan Pengrusakan APK Caleg Di Jombang

 

“Kalau yang jadi pemimpin adalah orang yang tidak mengerti agama, terus kita diperintah untuk taat pada pemimpin yang tidak mengerti agama, lah terus mau jadi apa?,” ujarnya dengan bersemangat.

 

“Loh kok anu, Laskar Sholawat ini kok dari segala bidang? ada yang b*jingan, ada yang.., lah memang filosofi sholawat kan gitu?,” imbuh Gus Fawait seraya menceritakan kisah penolakan Rosulullah Muhammad Saw. ketika Allah membagi dua umatnya, separuh disurga dan separuh dineraka. dan Rosul meminta agar diberi kewenangan untuk memberi syafaat kepada orang-orang yang dikehendaki masuk neraka itu.

 

“Untuk siapa syafa’atnya?, apakah untuk orang yang rajin sholat?, orang yang rajin sholat ini ditakdirkan masuk surga dengan sholatnya, orang yang rajin sodaqoh masuk surga dengan sodaqahnya, justru orang yang ibadahnya kurang, orang yang masih banyak dosa perlu sholawat perlu syafaat, maka Laskar Sholawat ini sebuah dorongan, baik yang dekat dengan agama maupun yang jauh dari agama,” jelasnya.

 

“cuma memang banyak orang yang mengira LSN ini majelis shalawat, padahal tidak,” imbuhnya, mempertegas bahwa LSN bukanlah majelis sholawat yang ia tumpangi untuk kepentingan politik seperti propaganda yang beredar, tapi sebuah komunitas yang ia buat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan, yang kegiatan itu ia jadikan sebagai media dakwah melalui jalur kewenangannya sebagai bagian dari pemerintah dengan bersholawat.

BACA JUGA :   Menag Himbau Jaga Toleransi Atas Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1445 H

 

“Bukan acara perorangan, bukan acara Majelis Sholawat, (tapi ;red) kegiatan LSN yang kita isi dengan sholawat, daripada diisi dengan nyanyian-nyanyian, ya kita isi dengan sholawatan, isi dengan pengajian,” jelasnya.

 

Terkait dengan alat peraga kampanye politik yang berisi kalimat slogan “Ojo Lali Moco Sholawat”, yang menurutnya menjadi alat propaganda lawan-lawan politiknya, Gus Fawait menjawab itu dengan mengulang ucapan sebelumnya bahwa kalimat itu bagian dari media dakwahnya.

 

“Justru baner politik saya daripada saya isi janji-janji palsu, lebih baik saya isi dengan ‘Ojo Lali Moco Sholawat’,” timpalnya.

 

“Mungkin ada orang tidak suka ke fotonya, (tapi ;red) ingat ke sholawatnya. yang masang baner dapat pahala, yang buat baner dapat pahala, yang menjaga baner juga dapat pahala,” ungkapnya.

 

Dibagian akhir obrolan dengan Pak JITU.com waktu itu, Gus Fawait menjelaskan perbedaan acara LSN yang dianggap menumpangi sholawat dengan kepentingan Politik, “jadi acara ini (Apel Sholawat ;red), bukan majelis sholawat yang ditumpangi kepentingan politik, Tapi ini acara saya, acara kami, acara politik yang diisi dengan sholawat,” pungkasnya. (*)

BACA JUGA :   Kasi Pem Desa Curahkalong Pasrah Dimutasi Sepihak Dan Tanpa Pemberitahuan

 

Komentar Facebook

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan